Langsa | Brasnews.net
Persatuan Wartawan Langsa (PERWAL) menilai kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Keuchik se Kota Langsa di Kota Medan pada salah satu hotel berbintang, yang menguras dana desa hingga mencapai miliaran rupiah merupakan modus untuk mencari keuntungan.
Ketua PERWAL, Chaidir Toweren juga mempertanyakan dampak positif dari terselenggaranya Bimtek tersebut terhadap masyarakat ataupun lainnya.
“Dapat dikatakan, ini hanya modus saja untuk mencari keuntungan dengan anggaran dana desa,” kata Chaidir Minggu (19/5/2024).
Chaidir menambahkan, jika memang berniat hendak membangun kapasitas aparatur gampong, kenapa tidak dilaksanakan di daerah kota Langsa saja mengapa harus di luar daerah dan dilaksanakan pada salah satu hotel berbintang pula lagi.
“Dengan diselenggarakan di dalam daerah, uangnya juga berputar di daerah saja, bukan malah membawa keluar daerah” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Chaidir dengan semangat adanya kebijakan Undang-undang Desa untuk kesejahteraan bukan hanya dijadikan sebagai anggaran untuk di bacaan oleh siapapun. Karena, kegiatan tersebut sama sekali tidak berdampak positif kepada daerah dan gampong. Coba kita lihat, hampir setiap tahun di laksanakan bimtek, keluar daerah dengan dalih studi banding dan lain sebagainya, tetapi sampai hari mana dampak dari kegiatan tersebut.
Selama ini, tambah Chaidir, sebelum PERWAL lahir kita terus mengawasi siapa para aktor pelaku sehingga Walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Langsa diam seakan-akan tidak bisa melawan ataupun berkata apa-apa.
“Inikan aneh, anggaran desa diperlakukan begini mereka diam. Apa ada kekuatan negara yang membackup atau memang mereka diam karna mendapat aliran juga,” tuturnya.
Maka dari itu, Chaidir berharap, khususnya kepada Pj Walikota Langsa untuk dapat mengambil langkah tegas dan mengevaluasi kegiatan tersebut.
Dan sebaiknya Walikota juga bisa melakukan secara langsung, mendengar aspirasi kepala desa menyangkut kegiatan tersebut dengan mengunjungi dan turun langsung ke gampong (desa), apakah seluruh kepala desa setuju dengam kegiatan tersebut atau mereka merasa tertekan selama ini,” ungkap Chaidir
Kita bukan menolak kegiatan tersebut, tetapi juga harus melihat sisi baik dan buruknya. Sejauh ini kita selalu mendengar bahw pelaksana kegiatan tersebut selalu dari luar daearh, apakah aparatur yang ada di kota Langsa tidak mampu, sehingga harus memakai pihak kedua atau ketiga yang jelas-jelas hanya mencari keuntungan. Bagaimana dampak positifnya seandainya kegiatan dilakukan di daerah sendiri. Tentu perputaran keuangannya masih di seputar daerah, ini tidak, berjamaah membuang anggaran di luar daerah, tutup Chaidir
t1m