Tubaba | Brasnews.net
Aparat Penegak Hukum (APH) mulai dari pihak Kepolisian dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) diminta kroscek ke lapangan untuk melakukan penelusuran terkait kebenaran dari pemberitaan Dugaan Penahanan Ijasah dan Kartu Program Indonesia Pintar (PIP) Siswa di SMAN 3 Kecamatan Tulang Bawang Tengah Tubaba.
Sebab, di khawatirkan masih banyak Ijasah siswa yang masih tertahan oleh pihak SMAN 3 TBT, hal itu begitu terlihat jelas dari proses sidik jari salah satu siswa dan dilanjutkan dengan proses penyerahan Ijasah secara simbolis, yang baru dilakukan beberapa hari lalu dengan alasan belum menyelesaikan Administrasi.
Pemberitaan Media dan Pengakuan dari kepala Sekolah tersebut bisa menjadi dasar langkah awal pihak Aparat Penegak Hukum untuk melakukan penelusuran mengungkapkan seterang-terangnya dasar pungutan Administrasi yang di bebankan kepada siswa agar tidak menimbulkan asumsi liar.
APH diharapkan bisa bertindak tegas dan profesional dalam mengungkapkan dasar pungutan administrasi yang di berlakukan kepada siswa yang menyebabkan Ijasah siswa di tahan.
Hal itu dinilai merupakan tantangan keseriusan bagi Kepala Kejaksaan dan Kepala Kepolisian Tubaba yang baru saja dilantik dalam menjalankan tugas demi kemajuan Kabupaten yang Berjuluk Bumi Ragem Sai Mangi Wawai.
” Kita lihat dulu apa langkah pihak Aparat Penegak Hukum Tubaba, kebetulan Kepala kejaksaan Negeri dan Kepala Kepolisian Tubaba yang baru saja di Lantik, Kalaupun informasi pemberitaan itu benar bisa menjadi langkah awal penegak hukum melakukan pemeriksaan” Kata Merizal Yuli Saputra. Direktur Cabang Sentral Investigasi Korupsi Akuntabilitas dan HAM (SIKK-HAM) Tubaba melalui WhatsApp. Senin (5/8/2024).
Merizal menegaskan bahwa, Kepala SMAN 3 terindikasi melakukan Pungutan Liar dengan dalih Administrasi sehingga dinilai merupakan Perbuatan Melawan Hukum.
“Ini sudah sangatlah jelas, Alasan Administrasi dan Pengumpulan kartu PIP Siswa yang di lakukan pihak SMAN 3 kami duga Berpotensi Pungutan Liar ( pungli),
sebab hal itu sudahlah jelas dilarang dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 3 Tahun 2022. Dalam aturan itu menyebutkan, Satuan Pendidikan, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi tidak di perkenankan untuk menahan atau tidak memberikan ijasah kepada pemilik Ijasah yang sah dengan alasan apapun.” kata dia.
Selain terindikasi mengarah pada dugaan pungli, SMAN 3 juga dinilai berpotensi mengarah pada dugaan Intimidasi terhadap Siswa, hal itu begitu terlihat jelas dengan proses sidik jari yang di tetapkan oleh pihak SMAN 3 dalam beberapa hari belakangan ini yang diduga tidak di perkenankan sebelum siswa menyelesaikan proses pembayaran Administrasi.
“Kenapa siswa tidak di perkenankan melakukan sidik jari sebelum menyelesaikan Kewajiban pembayaran yang tidak jelas peruntukannya, ini bisa di kategorikan Intimidasi dengan dalih Administrasi,” kata Merizal.
“Harapan kami APH bisa profesional, pemberitaan ini bisa menjadi langkah awal kepolisian mengusut masalah ini apalagi Kapolres dan Kajari Tubaba terbilang masih baru,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya,
Dugaan Penahanan Ijasah dan Kartu PIP Siswa SMAN 3 Tubaba Makin Jelas
Dugaan penahanan Ijasah dan Kartu Program Indonesia Pintar (PIP) Siswa oleh Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Tulang Bawang Tengah (TBT) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) mulai menunjukkan adanya titik terang.
Sebab, pihak SMAN 3 Tubaba langsung melakukan proses sidik jari untuk salah satu siswa yang Ijasahnya di tahan, kemudian dilakukan penyerahan Ijasah secara simbolis melalui pihak SMAN 3 yang di dampingi oleh Anggota Komite SMAN 3.
Sementara, terkait dugaan penahan Kartu Program Indonesia Pintar PIP siswa pihak SMAN 3 membenarkan hal itu dengan alasan Keamanan.
Sukeri. Kepala SMAN 3 TBT Tubaba. Kamis (1/8/2024) di ruang kerjanya Ketika dimintai tanggapan terkait alasan pihak SMAN 3 melakukan penahanan Ijasah Siswa mengaku bahwa pihak wali murid belum menyelesaikan Administrasi.
” Bukan kami menahan Ijasah karena kami tidak mau sembarangan memberikan ijasah itu dengan sembarangan, seharusnya orang tua siswa langsung datang kesini, asal orang tua langsung datang kesini kami layani, mohon maaf seandainya pak urusan Komite anak saya ini masih dua juta mereka datang kesaya pak saya ada tiga ratus hanya tiga ratus ribu kami ambil “Katanya.
Sukeri, juga membenarkan terkait dugaan penahanan Kartu PIP siswa dengan alasan pengamanan hal itu di lakukan pihak SMAN 3 Tubaba dengan dalih Apabila kartu PIP tersebut diberikan kepada siswa di khawatirkan akan Hilang.
” Mohon maaf kalau PIP itu sengaja kami kumpulkan di sekolah karena takut hilang dengan siswanya, pernah kejadian hilang kita repot lagi laporan ke polisi, tapi seandainya kalau pihak sekolah yang pegang kartunya hilang pihak sekolah yang laporan, na itu masalah PIP” Dalihnya.
” Sengaja kita kumpul menjaga supaya tidak hilang kartunya karena membuat laporan itu bukannya sulit tapi ribet ” elaknya
Sukeri tidak bisa menjelaskan secara rinci jumlah penerima Bantuan PIP di SMAN 3. Namun diperkirakan sekitar lebih dari 30an Siswa yang di tetapkan dengan besaran Rp 1000.000. untuk siswa kelas XII dan Rp.1.500.000. untuk Siswa kelas X dan XI.
Diberitakan sebelumnya,
SMAN 3 Tubaba Diduga Tahan Ijasah dan Kartu PIP Siswa
Beberapa wali murid di Tiyuh Penumangan mengeluh karena sampai saat ini ijazah dan Kartu Program Indonesia Pintar anaknya masih ditahan oleh pihak sekolah SMAN 3 Kecamatan Tulang Bawang Tengah (TBT) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), lantaran belum bisa melunasi tunggakan.
Padahal, Ijazah pendidikan adalah dokumen yang diberikan satuan kependidikan sebagai bukti bahwa seseorang telah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Ijazah juga sebagai salah satu prasyarat seseorang untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi ataupun syarat melamar pekerjaan, sehingga memiliki ijazah menjadi satu hal penting bagi kehidupan seseorang.
Selain Ijasah, SMAN 3 Tubaba juga Diduga Kuat terindikasi melakukan Penahanan terhadap Kartu Program Indonesia Pintar Siswa dengan alasan yang belum jelas.
Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah (usia 6-21 tahun) yang berasal dari keluarga miskin, rentan miskin.
PIP merupakan bagian dari penyempurnaan program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Tujuan dari PIP itu sendiri yaitu untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu agar dapat menyelesaikan pendidikannya, baik melalui jalur formal seperti SD hingga SMA/SMK, maupun jalur non formal yaitu Paket A, Paket C dan pendidikan khusus.
Melalui program PIP tersebut, pemerintah berupaya untuk mencegah peserta didik putus sekolah dan lewat PIP. Pemerintah juga berharap dapat membuat peserta didik yang putus sekolah untuk dapat melanjutkan kembali pendidikannya.
Cik Ning. Salah satu Orang tua siswa warga Tiyuh Penumangan. Senin (29/7/2024) di kediamannya mengaku bahwa ijasah anaknya di tahan oleh pihak SMAN 3 Tubaba sudah sekitar setahun lamanya sehingga anaknya kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
“Sudah setahun lulusan tapi ijasah masih di tahan pihak sekolah, katanya SPPnya belum lunas. Bagaimana kami mau lunasi SPP kalau makan kami saja sedang kesulitan, mau melapor sama siapa kami sebagai rakyat kecil.” keluhnya.
Senada di sampaikan, Ela salah seorang Orang tua siswa, dirinya mengaku bahwa sejak kelulusan hingga saat ini anaknya belum mendapatkan ijasah dengan alasan yang sama.
” Tahun ini kelulusannya cuma masih kebingungan mau cari kerja, ijasah anak saya juga masih tertahan di SMA 3 katanya belum melunasi SPP. Kadang kami bingung sebagai masyarakat kecil ini yang penjelasan sekolah Gratis itu bagaimana” keluh mereka.
Terpisah, Nilawati dan egy. mengaku bahwa Anaknya mendapatkan bantuan PIP akan tetapi orang tua siswa tidak mengetahui Besaran bantuan tersebut dengan alasan Kartu Program tersebut masih di pegang oleh pihak SMAN 3.
” Kami cuma tau siswa dapat bantuan saja, Kartu nya Memang di pegang sama guru,” Keluh Nilawati dan egy. Rabu (31/7/2024) di Kediamannya.(Eki)