Brasnews.net – Aceh Timur
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),Dayah merupakan tempat pendidikan generasi yang tidak ditembus oleh program program yang merusak moral generasi bangsa, siang dan malam para guru dayah mendidik anak anak kita, disana terlihat anak anak yatim piatu dan fakir miskin yang menimba ilmu Agama.
Semenjak tahun 2021 bantuan untuk anak yatim yang mondok di pangkas oleh pemerintah Aceh, sedangkan anak anak yatim di sekolah SD dan SMP mereka semua mendapatkan bantuan Bea Siswa dari pemerintah.
Ini fakta di lapangan, kata Ketua Lembaga Acheh Future Razali Yusuf di saat di temuai oleh awak media.
Razali Yusuf yang akrap dengan sapaan cek lie menambahkan, kepedulian pemerintah Aceh untuk kepentingan Agama memang amat minim, buktinya sarana prasarana dayah di Aceh tidak terbantu secara merata sesuai jumlah santri yang mondok
Banyak pimpinan dan guru guru dayah harus melobi dengan pihak pihak tertentu agar mendapatkan bangunan sesuai dengan kebutuhannya, itu pun harus mengeluarkan Rp untuk kelancaran.
Begitu juga dengan insentif guru dayah, bila guru yang aktif di dayah 30 orang, yang di bantu insentif dari pemerintah hanya dua orang guru,.
Disaat kita melihat dan mendengan pada musim politik, banyak calon dewan dan kandidat datang kedayah untuk meminta dukungan, tapi bila sudah terpilih lupa pada rekam jejaknya.
Kedepan kita berharap pada Gubernur dan wakil Gubernur Aceh dan Bupati dan Wali Kota yang terpilih di PILKADA mendatang agar tidak menganak tirikan anak anak yatim yang mondok di Daya, membantu pembangunan asrama satri dan kebutuhan lainnya secara rutin di setiap tahun melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh.
Mengalokasikan dana untuk Insentif guru dayah yang siang malam mereka mendidikan anak anak kita agar mereka menjadi anak yang sholeh dan sholeha.
Harapan cek lie juga ditujukan pada Wakil Rakyat, yang selama ini duduk diparlament tolong tingkatkan Dayah dayah di Aceh,dan ingatlah di saat kita mati, orang orang dari dayahlah yang berdoa untuk kita demikian harapannya.
(hs/Jimbrown).