Fachrul Razi Bicara Tantangan Demokrasi Indonesia di Konferensi Internasional UIN Arraniry

  • Bagikan

Brasnews.net-Banda Aceh
Ketua Komite I DPD RI, Fachrul
Razi, dalam paparannya di Konferensi Internasional UIN Arraniry mengatakan, “De­mo­krasi Merupakan Pilihan Yang Paling Memungkinkan Dan Sesuai Untuk Bangsa Indo­nesia Dengan Segala Kele­ma­han­nya”.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi di dalam Internasional Conference Social and Governmental Science ke 3 secara daring yang diselenggarakan UIN Arraniry, di Banda Aceh 5 Juni 2024

Baca juga beritanya  Hari Ke-4 Polda Jateng Gelar OKLC 2024 Tilang 9.779 Pelanggar

Karena Disaat yang sama, Fachrul Razi sedang berada di Madrid Spanyol dalam rangka memimpin delegasi DPD RI ke Spanyol.

Di dalam pemaparannya tersebut, Fachrul Razi mengatakan dalam sistem ketatanegaraan, demokrasi merupakan penerapan prinsip kebebasan yang disebut majority rule.

“Demokrasi yang disepakati oleh mayoritas dan kebijakan yang diambil oleh mayoritas,” jelasnya.

Fachrul Razi menambahkan, secara khusus ia diundang sebagai pembicara dengan tema yang diangkat, “Preventing Democratic Backsliding and The Rule of Law Crisis : The Future of Indonesia’s Democracy.”

Baca juga beritanya  BSKDN Kemendagri: Peran JFAK Harus Ditingkatkan Demi Kebijakan Publik yang Inovatif dan Berbasis Bukti

Ia pun membahas beberapa masalah yang muncul pasca transisi demokrasi di Indonesia, pertama masalah kontekstual berupa pemberontakan massa; konflik etnis komunal; tingkat kemiskinan yang ekstrem; ketimpangan sosial ekonomi yang mencolok; inflasi yang kronis; hutang luar negeri yang besar; terorisme; serta keterlibatan negara secara ekstensif dalam perekonomian.

Lanjutnya, masalah transisi kecenderungan balik ke otoritarian karena aktor utama dari transisi itu merupakan tokoh-tokoh yang masih merupakan bagian dari rezim otoritarian atau sistem demokrasi digantikan oleh bentuk-bentuk pemerintahan otoriter yang baru.

Baca juga beritanya  Babinsa Koramil 08/Silih Nara Komsos Bersama Warga

“Tidak ada fakta atau kompromi antara kelompok status quo dengan kelompok pro demokrasi untuk memberantas semua bentuk penghadangan gerak ke demokrasi mengagendakan sejumlah perubahan signifikan ke arah demokrasi,” tegasnya.

Isa Alima

 

  • Bagikan