Bagian. Pertama
Bitung, Sulut – Brasnews.net, Nubuwwah bila diartikan secara bebas adalah merupakan Kemampuan dari kenabian, hal tersebut erat kaitannya dengan Wahyu sesuatu berita yang datang dari Allah kepada Rosulullah Saw, ternyata menurut format Al qur’an serta didukung oleh keterangan hadits Nabi dimana masih ada kemampuan kenabian (Nubuwwah) yang masih bisa kita manusia menerimanya. Kamis (10/10/24).
- Hakikat Wahyu
Q,S. Al Imran ayat 44
ذَٰلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ ۚ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلَامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ
Artinya :
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
Q.S. Huud ayat 49
تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ ۖ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَٰذَا ۖ فَاصْبِرْ ۖ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya :
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Q.S. Yusuf ayat 102
ذَٰلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ ۖ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ أَجْمَعُوا أَمْرَهُمْ وَهُمْ يَمْكُرُونَ
Artinya :
Demikian itu (adalah) diantara berita-berita yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); Padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya.
Ketiga ayat tersebut diatas memberi penjelasan tentang hakekat wahyu, adapun hakekat wahyu adalah berita-berita penting tentang yang ghaib, datang dari sisi Allah. Perhatikan kalimat “berita-berita ghaib yang Kami wahyukan” serta kalimat “berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan”.
Pada kalimat “berita-berita penting” yang dimaksud adalah bahwa wahyu pasti mengandung berita-berita yang sangat penting, maka tidak mungkin sesuatu yang mirip wahyu tetapi isi berita adalah hal-hal yang biasa dan tidak penting.
Selanjutnya pada kalimat “berita-berita ghaib” yang dimaksud adalah bahwa berita yang terdapat dalam wahyu adalah peristiwa yang belum terjadi dan peristiwa yang telah lampau terjadi atau berita tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi atau baru saja terjadi tetapi penerima wahyu tidak berada dilokasi kejadian.
Juga yang dimaksud kalimat “berita-berita ghaib” adalah berita tentang sesuatu rahasia yang tidak mugkin diketahui dengan panca indra dan kemampuan akal manusia.
Ulasan tambahan yang diberikan agar dapat memahami dengan tuntas makna pada kalimat “berita-berita ghaib” diberi penjelsan, yang pertama bahwa wahyu berisi berita-berita ghaib tentang hal-hal masa lampau, semisal Nabi Muhammad menerima wahyu tentang kisah-kisah para Nabi terdahulu. Adapun yang kedua wahyu berisi berita ghaib tentang hal-hal yang akan terjadi, semisal Nabi Muhamad menerima wahyu mimpi, bahwa beliau akan memasuki kota Mekkah dengan aman. Juga mimpi Nabi Yusuf yang dikisahkan dalam Al Qur’anul karim, bahwa Nabi Yusuf menerima wahyu mimpi akan menjadi raja.
Adapun wahyu yang berisi berita-berita ghaib tentang kejadian yang sedang atau baru terjadi tetapi penerima wahyu tidak berada dilokasi kejadian. Semisal bahwa Rasulullah Muhammad menerima wahyu tentang utusan beliau yang sudah mati karena disiksa oleh penguasa negeri dimana mereka diutus, adapun Rasulullah tidak berada dilokasi kejadian.
Dan adapula wahyu yang berisi berita-berita ghaib tentang yang ghaib, semisal seseorang menerima wahyu diperlihatkan surga dan neraka kepadanya atau seseorang menerima wahyu berjumpa dengan Rasulullah, sedang Rasulullah sudah wafat atau seseorang menerima wahyu dari sisi Allah yang berisi berita-berita ghaib tentang rahasia ilmu, baik ilmu yaqin maupun laduna ilma atau ilmu laduni.
- Wahyu Dapat Diterima Oleh Semua Manusia Dan Semua Makhluk Dengan Seizin Allah
Q.S. Asy Syuura ayat 51
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Artinya :
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana
Q.S. Al Anbiya ayat 73
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ ۖ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
Artinya :
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,
Q.S. Al Anbiya ayat 7
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۖ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya :
Kami tiada mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Maka Tanyakanlah olehmu kepada ahli dzikir, jika kamu tiada mengetahui.
Q.S. Al Qashash ayat 7
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي ۖ إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
Artinya :
Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.
Q.S. Al Imran ayat 45
إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Artinya :
(ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
Q.S. Al Anfaal ayat 12
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ
Artinya :
(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
Q.S. Fushshilat ayat 12
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا ۚ وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Artinya :
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Q.S. An Nahl ayat 68
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
Artinya :
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”.
Firman Allah yang pertama mengajarkan dengan jelas, bahwa Allah menurunkan wahyu kepada semua manusia. Perhatikan kalimat “Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu”. Khusus pada kalimat “seorang manusiapun” serta kalimat “dengan perantaraan wahyu”. Jelas pada kalimat tersebut yang dimaksud adalah bahwa tidak mungkin seorang manusiapun diantara semua manusia berkata-kata dengan Allah kecuali dengan perantaraan wahyu.
Jadi jelas pada kalimat tersebut didapat kepastian, bahwa semua manusia dapat menerima wahyu. Untuk mendukung penjelasan tersebut dikemukakan penjelasan Al Qur’an pada firman Allah yang kedua, bahwa wahyu diturunkan kepada para Imam. Dan pada firman Allah yang ketiga dijelaskan bahwa, wahyu diturunkan kepada beberapa orang laki-laki. Dan pada firman Allah yang keempat dijelaskan bahwa, wahyu diturunkan kepada ibu Musa. Adapun firman Allah kelima, menjelaskan bahwa wahyu diturunkan kepada Maryam. Adapun firman Allah selanjutnya menjelaskan bahwa wahyu dapat diterima oleh semua makhluk. Pada firman Allah yang keenam dijelaskan bahwa wahyu diturunkan kepada para Malaikat. Lebih lanjut dijelaskan pada firman Allah yang ketujuh, bahwa wahyu diturunkan pada langit. Adapun wahyu terakhir dijelaskan, bahwa wahyu diturunkan pada lebah. Perhatikan kalimat “melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka”, “Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa”, “(ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang putera”, “(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat”, “dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit”, “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah”.
Setelah mempelajari dan mencermati seluruh kalimat pada firman Allah tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa wahyu diturunkan kepada semua manusia dengan seijin Allah dan wahyu diturunkan kepada seluruh makhluk dengan seijin Allah.
- Perintah Mengikut Wahyu Adalah Sunnatullah
Surat Al An’am ayat 106
اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Artinya :
Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.
Q.S. Yunus ayat 109
وَاتَّبِعْ مَا يُوحَىٰ إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّىٰ يَحْكُمَ اللَّهُ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ
Artinya :
Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya.
Q.S. Al Ahzab Ayat 2
وَاتَّبِعْ مَا يُوحَىٰ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Artinya :
Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tiga ayat tersebut memberikan pelajaran agar manusia mengikut wahyu. Perhatikan kalimat “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu” serta kalimat “Ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu” juga kalimat “Ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu”.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut khusus ditujukan kepada Nabi Muhammad, hal tersebut tersanggah dan tertolak dengan hujjah berdasarkan firman Allah, bahwa wahyu diturunkan kepada semua manusia dan semua makhluk dengan seijin Allah sebagaimana telah dijelaskan pada ulasan terdahulu.
Seandainya pendapat beberapa ahli tafsir adalah benar, bahwa wahyu tersebut ditujukan khusus kepada Nabi Muhammad. Maka tetap perintah mengikut wahyu wajib dilaksanakan oleh semua manusia, bukankah yang wajib kita ikuti adalah sunnah Rasul, dan bukankah sebaik-baik suri tauladan untuk diikuti adalah suri tauladan yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad. Sebagaimana yang dijelaskan pada firman Allah dibawah ini
Q.S. Al Ahzab ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.