Nama lengkapnya Rara Istiati Wulandari. Sehari-hari dia dan oleh media dipanggil dengan nama Rara. Provesinya agak konvensional: Pawang hujan.

  • Bagikan

Banda aceh| Brasnews.net, 

27 Agustus 2024 Kita sebut konvensonal karena di tengah perkembangan dan kemajuan teknologi yang begitu pesat, masih ada segelintir orang masih percaya bahwa mekanisme turun atau tidak hujan dapat diatur melalui mekanisme dukun. Padahal teknologi mutakhir sudah dapat memfasilitasi. Kalaulah mereka mempercayai cara-cara spritual, maka cara mengusir hujan di Aceh bukan dengan mendatangkan pawang hujan, tetapi dengan cara yang lebih agamis sesuai karakter Aceh. Misalnya dengan cara menghelat doa bersama. Secara spritual kedua cara itu peluang keberhasilannya sama.

Baca juga beritanya  Pemkab Bener Meriah Gelar Operasi Pasar Murah Di Kecamatan Syiah Utama 

Rara ke Aceh tentu bukan gratis. Dia juga datang bukan atas keinginan sendiri. Pasti ada yang undang dan memfasilitasi.

Ternyata sebagaimana publikasi media, ternyata PT. Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT. Nindya Karya (Persero), KSO yang menghadirkan Rara ke Aceh. Tapi media tidak melaporkan berapa biaya yang dikeluarkan.

Yang jelas ikhtiar Rara tidak berhasil. Kualitas kedukunan dan kepawangannya tidak mumpuni di Aceh. Baru beberapa menit dia melakukan ritual tolak hujan di Stadion Harapan Bangsa, beberapa menit kemudian hujan pun mengguyur Banda Aceh.

Baca juga beritanya  Tim Audit Itdam IM Lakukan Pengawasan Dan Pemeriksan di Kodim 0104/Atim

Kepada sponsor Rara pasti punya alasan kenapa sebagai dukun dia tidak berhasil menghentikan hujan di venue PON itu.

Memakai teknis jurnalisme imaginer, saat disidik sponsor alasan kegagalannya menghentikan hujan, Rara mungkin beralasan, “Aceh ini payah, banyak orang alim dan zikir bersama, sehingga kekuatan ilmu saya melemah”.

Yang pasti peristiwa di Aceh ini membuat harga pasar Rara turun. Kasihan deh.ten

  • Bagikan