||BRASNEWS.NET||
Penulis: Team.
Bitung, Sulawesi Utara – Suasana hangat tercipta di sebuah warung kopi sederhana di Kota Bitung, saat beberapa tokoh penting Sulawesi Utara menggelar pertemuan santai namun penuh makna. Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Tomy Lumuhu, SH., MH., CPLC., CPCLE., CPM., CPA. — seorang pengacara senior Kepala Biro Hukum & Pengawasan SPRI, serta Fadli Parasana, pengusaha yang bergerak aktif di sektor pelabuhan Samudra Bitung. Menariknya, keduanya terlihat duduk bersama Ketua Ratu Prabu – Center 08 Sulawesi Utara dan sejumlah awak media Nasional dan Lokal dalam momen kebersamaan yang sarat makna.
Berbalut kemeja hitam, Tomy Lumuhu tampil santai namun berkarisma, mencerminkan sosok advokat sekaligus pemimpin organisasi profesi yang mengedepankan integritas dan keberpihakan pada rakyat. Pertemuan ini menjadi momentum penyegaran relasi antara elemen hukum, bisnis, dan media, sekaligus memperkuat konsolidasi antar sektor demi kemajuan pembangunan di Sulawesi Utara, khususnya Kota Bitung sebagai salah satu kawasan strategis nasional.
“Kami ingin membangun komunikasi yang sehat dan terbuka antara praktisi hukum, pelaku usaha, dan rekan-rekan media. Sebab pembangunan daerah tidak bisa berjalan tanpa kolaborasi yang solid dari seluruh elemen masyarakat,” ujar Tomy.
Sementara itu, Fadli Parasana menekankan pentingnya stabilitas informasi dan transparansi publik sebagai fondasi utama dalam menjalankan usaha di sektor pelabuhan. Menurutnya, sinergi dengan media adalah kebutuhan mutlak agar dunia usaha tetap selaras dengan kepentingan masyarakat dan arah pembangunan pemerintah pusat maupun daerah.
“Bitung ini punya potensi besar sebagai simpul logistik timur Indonesia. Tapi potensi itu butuh dukungan semua pihak, termasuk rekan-rekan media yang selalu menjadi jembatan informasi antara pelaku usaha dan masyarakat,” kata Fadli.
Kehadiran Ketua Ratu Prabu Center 08 Sulut Adrianto Kaiko turut memperkaya arah diskusi yang berkembang dalam forum informal tersebut. Dalam penyampaiannya, ia menyambut baik kehadiran tokoh-tokoh yang memiliki perhatian serius terhadap pembangunan daerah, serta mengapresiasi terbentuknya komunikasi langsung dengan jurnalis dan komunitas akar rumput.
“Kita semua berada di barisan yang sama, yakni mendukung kemajuan daerah tanpa meninggalkan nilai-nilai kebangsaan. Pertemuan ini bukan hanya soal ngopi, tapi bagian dari upaya membangun gerakan nyata untuk perubahan yang terukur,” tegasnya.
Pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam ini pun ditutup dengan semangat kolaborasi. Para pihak sepakat untuk mengadakan forum rutin dan membuka jalur komunikasi yang lebih terstruktur agar setiap persoalan daerah bisa disikapi secara cepat dan bijak. Baik dari sisi hukum, ekonomi, maupun strategi komunikasi publik.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tantangan, pertemuan santai seperti ini menjadi oase tersendiri. Dari meja warung kopi, bisa lahir pemikiran besar, dan dari obrolan ringan bisa terbangun langkah konkret untuk masa depan Bitung dan Sulawesi Utara yang lebih baik.