Langsa , Brasnews.net Pemerintah Kota (Pemko), menggelar rapat koordinasi tim percepatan penurunan stunting di bidang komunikasi perubahan perilaku dan pendampingan keluarga tahun 2024, di Aula Sekdakot, Rabu (31/01/2024).
Kepala DP3A Dalduk KB, Amrawati, dalam membuka acara rakor menyampaikan bahwa kita hari ini rapat diskusi terkait stunting bidang perubahan perilaku dan pendampingan keluarga.
Amrawati mengatakan saat tim melakukan survey pengukuran evaluasi status gizi untuk anak yang selalu kita berikan intervensi pada (11/01) kemarin, kita sekalian ada melakukan survei pengetahuan warga terkait stunting dan gizi. Adapun tujuan dadi survei itu, diperolehnya hasil evaluasi program dari sasaran balita stunting diberikan intervensi.
Hasil survei diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan intervensi terkait materi komunikasi, informasi dan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, lanjutnya.
Adapun hasil dari survei tersebut ya kita menyebarkan kuesioner terhadap orangtua, keluarga atau balita, yang hadir pada saat pengukuran ulang tersebut sebanyak 101 responden dan terdapat 25% tingkat pengetahuan terkait stunting itu kurang, ungkap Amrawati.
Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat, Suriyatno, AP, MSP, mewakili Pj Walikota Langsa Syaridin, menyampaikan bahwa kita telah meraih hasil penurunan yang signifikan angka stunting, dari 136 kasus menjadi 96 kasus, ini patut kita apresiasi bersama hasil kerjasama dan kerja keras seluruh tim satgas.
“Artinya, komitmen itu ada, kemudian kita laksanakan. Tapi untuk menuju 14 persen target stunting di tahun 2024, kita harus berkerja lebih keras lagi dengan sisa waktu 8 bulan kedepan,” tegasnya.
Suriyatno menjelaskan bahwa dalam mempersiapkan kerja untuk penurunan stunting di tahun 2024 ada beberapa upaya yang harus kita lakukan; Pertama, timeline untuk kontinjensi dipercepat agar ketika dievaluasi permintaan data untuk rekapitulasi keseluruhan kita sudah tersaji data stunting nantinya.
Kedua, Alhamdulillah 80 kelahiran bayi di januari 2024 saat ini, zero stunting. Ini menunjukkan indikator bahwa kita sudah bekerja, dan saya ucapkan terima kasih pada semua bidang dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penanganan penurunan angka stunting.
Mengacu pada Perpres 72 tahun 2021 ayat 6 terdapat lima pilar dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting sebagaimana dimaksud pada meliputi: 1.Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian atau lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten Kota, dan Pemerintah Desa;
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat;
3. Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian atau lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat; dan
5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi, ucap Suriyatno.
“Beberapa hari lalu Pemko sudah melakukan MoU bersama Yayasan SAGA (Sagoe Atjeh Global Antara) yg merupakan Akademisi dari IAIN Langsa, berkomitmen terlibat dalam konteks upaya perubahan perilaku dari orang tua, yang anak-anaknya masuk dalam klaster stunting,” terangnya.
Perubahan perilaku itu akan didapat setelah dilakukan riset penelitian, untuk itu saya ucapkan terima kasih pada tim SAGA. Pemko Langsa dalam upaya percepatan penurunan angka stunting perlu dapat masukan dari pentahelix lainnya, ujarnya.
Sehingga kolaborasi atau kerjasama dengan pentahelix terdapat di lima komponen; Pemerintah, BUMN/BUMD yang sudah hibahkan sebagai orangtua Asuh menaangani Stunting, selanjutnya Perguruan Tinggi, LSM, dan Media Massa. Kelima komponen pentahelix harus terlibat secara utuh terlibat dalam upaya penurunan angka stunting di Kota Langsa, urai Asisten I.
Saya sampaikan selama ini yang kita lakukan adalah melaksanakan seluruh pedoman yang ada melalui pendekatan sensitif dan spesifik bersifat internal Pemerintah, ini penting, tandas Suriyatno.
Pemaparan rencana penelitian Yayasan SAGA dilakukan oleh Dr Syamsul Rizal, dan Nina Afrida, dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut; Analisis, Perancangan, Pengembangan, Implementasi dan evaluasi.
Nantinya dari hasil penelitian ini akan melahirkan penelitian lanjutan yg diharapkan akan melahirkan peta jalan bagi penanganan stunting di kota Langsa. Peta jalan ini merupakan ikhtiar untuk mengatasi stunting dengan merubah prilaku masyarakat, harap Syamsul Rizal.
Untuk membantu dan melengkapi upaya pemerintah kota Langsa maka Tim peneliti akan melakukan penelitian tingkat pengetahuan keluarga sehat dan merancang sebuah naskah “keluarga Sehat”, pungkasnya.(t anes)