Bali | Brasnews.net
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra menyambut baik terobosan BMKG yan telah menciptakan DBDKlim untuk menanggulangi dampak Demam Berdarah Dengue (DBD) secara cepat dan efektif.
Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dan membuka Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan yang bertajuk “Pemanfaatan Informasi Iklim BMKG untuk Antisipasi Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue” serta Peluncuran Produk Layanan DBDKlim Provinsi Bali, bertempat di Ruang Theater Dr. A.A. Made Djelantik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, pada Selasa (30/4).
Ia menekankan, pentingnya kolaborasi antara dua instansi yaitu Pemprov Bali dan BMKG agar dapat merespon secara cepat dampak DBD atau daerah mana di Bali yang akan memiliki kasus DBD tinggi. “Jadi bukan membuat angka DBD di Bali menurun, namun melalui data dan variabel yang dibuat oleh BMKG melalui DBDklim, Dinas Kesehatan bisa membuat skema dan langkah penanggulangan yang tepat,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, saat ini kasus DBD di Bali masih tergolong tinggi. Ada tiga daerah dengan kasus yang cukup tinggi bahkan menyebabkan angka kematian, yaitu Denpasar, Gianyar dan Badung. Berbagai langkah tentu sudah dilakukan Pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut. “Salah satunya adalah dengan menggunakan nyamuk Wolbachia. Namun, kebijakan ini masih menjadi pro dan kontra di masyarakat,
ia meminta Dinas Kesehatan untuk terus berkoordinasi dengan BMKG dalam upaya penanggulangan penyebaran DBD di Bali.
Sementara Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, saat menjadi Keynote Speaker menjelaskan bahwa DBDklim adalah inisiatif penyajian informasi yang menjembatani ilmu iklim dan Kesehatan
masyarakat
untuk menanggulangi DBD. “Dengan memanfaatkan prediksi iklim, informasi ini bertujuan untuk mengurangi kejadian DBD, mencegah wabah, melindungi masyarakat, dan mendorong praktik Kesehatan dan berkelanjutan,” ujarnya.
DBDklim yang merupakan Kerjasama BMKG dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh ITB sudah diterapkan di di Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun dan sudah dipandang cukup berhasil, sehingga kemudian dilanjutkan di Bali.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika Peringatan Dini DBD Berbasis Iklim (DBDklim) Provinsi Bali bisa di update setiap bulan dan didiseminasikan melalui website https://staklim-bali.bmk6g.go.id, dengan keluaraan informasi berupa prediksi kecocokan kelembaban dan angka insiden DBD.
Keberhasilan DBDklim di Jakarta juga disampaikan oleh dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid, dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Ia mengatakan bahwa DBDklim dapat dimanfaatkan secara rutin oleh semua instansi.
“Beberapa penyakit potensial KLB sangat dipengaruhi oleh musim, antara lain penyakit saluran nafas, saluran cerna dan penyakit bersumber vektor, sehingga dengan DBDklim ini bisa langsung ditentukan langkah pencegahan,” jelasnya.(van)