Bitung, Sulut – Brasnews.net, Bagian terakhir. Kamis (31/10/24)
# Yang Terlarang Dalam Urusan Shodaqoh
- Shodaqoh Dari Hasil Berkhianat atau Menipu Tidak Diterima disisi Allah
Hadits :
عَنْ ابْنَ عُمَرَ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ
Artinya :
Dari Ibnu Umar dia berkata aku mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya tidak diterima sholat tanpa bersuci dan sedekah dari hasil berkhianat (menipu).” (Muslim 329 Ath Thaharah-wujubu Thaharah)
Hadits ini memberi kejelasan bahwa shodaqoh hasil penipuan atau harta yang didapat dengan mengkhianati orang lain tidak diterima oleh Allah. Perhatikan kalimat “sedekah dari hasil berkhianat (menipu)”
- Haram Membeli dan Meminta Kembali Shodaqoh
Hadits :
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا تَشْتَرِي وَلَا تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ وَإِنْ أَعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ فَإِنَّ الْعَائِدَ فِي صَدَقَتهِ كَالْعَائِدِ فِي قَيْئِهِ
Artinya :
Dari Umar dari Nabi saw, beliau bersabda, “Jangan kau beli dan mendatangi lagi sedekahmu (yang sudah kau berikan) meskipun kamu memberinya dengan dirham, karena sesungguhnya orang yang kembali pada sedekahnya seperti orang yang memakan kembali muntahnya.” (Muslim 3044 Al Hibah, Tirmidzi 6044 Az Zakat, Nasaa’i 2568 Az Zakat, Abu Dawud 2358 Az Zakat, Ibnu Majah 2381 Al Ahkam, Ahmad 161 Musnad Al Asyroh, dalam Malik 550 Az Zakat disebutkan….seperti anjing dikembalikan pada muntahnya, Bukhari 1395 Az Zakat – Hal yasytari Ar Rijal Shodaqatahu)
Hadits ini memberikan pelajaran bahwa shodaqoh yang telah diberikan, tidak dibenarkan untuk dibeli atau memintanya kembali. Oleh Nabi disamakan dengan manusia yang memakan muntahnya sendiri. Perhatikan kalimat “Jangan kau beli dan mendatangi lagi sedekahmu (yang sudah kau berikan) meskipun kamu memberinya dengan dirham, karena sesungguhnya orang yang kembali pada sedekahnya seperti orang yang memakan kembali muntahnya.”
- Haram Bershodaqoh Dengan Benda yang Buruk dan Harta yang Buruk
Q.S. Al Baqarah ayat 267
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Firman Allah ini mengandung pelajaran bahwa dilarang bershodaqoh dengan harta yang buruk, dimana pemberi shodaqoh benar-benar tidak menyukai harta tersebut. Perhatikan kalimat “dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya.”
# Shodaqoh Yang Utama
- Mengajarkan Ilmu
Hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ الْمَرْءُ الْمُسْلِمُ عِلْمًا ثُمَّ يُعَلِّمَهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
Artinya :
“Sedekah yang paling utama adalah seorang muslim mempelajari suatu ilmu kemudian mengajarkannya kepada saudaranya yang Islam.” (HR. Ibnu Majah, Al jami’us Shagier)
Hadits ini menjelaskan tentang salah satu bentuk shodaqoh yang utama bahwa mengajar ilmu kepada sesama muslim adalah merupakan shodaqoh yang utama. Perhatikan semua kalimat pada hadits tersebut diatas “Sedekah yang paling utama adalah seorang muslim mempelajari suatu ilmu kemudian mengajarkannya kepada saudaranya yang islam”.
- Bersedekah Kepada Saudara yang Menyimpan Permusuhan
Hadits :
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ
Artinya :
Dari Abu Ayyub Al Anshori, dia berkata Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada saudara yang menyimpan permusuhan.” (Ahmad 22430 Musnad Al Anshor- Abu Ayyub Al Anshori)
Hadits ini juga menjelaskan bentuk sedekah utama yaitu shodaqoh yang dilakukan atau diberikan kepada orang yang menyimpan permusuhan kepada pemberi shodaqoh. Perhatikan kalimat “Sesungguhnya sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada saudara yang menyimpan permusuhan”.
- Sedekah Dari Fakir Miskin
Hadits :
Artinya :
“Saya bertanya : “Sedekah yang manakah yang lebih utama ? jawabannya : “Kekuatan orang yang tidak punya dan sedekah rahasia kepada orang miskin.” (Hadits Rasul kepada Abu Dzar r.a., Wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar r.a, Hal. 75)
Hadits :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَصَدَّقُ بِالْكَثْرَةِ تَرْبُوْ عِنْدَ اللَّهِ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ أُحُدٍ
Artinya :
“Sesungguhnya (ada) hamba yang bersedekah dengan potongan roti yang bertambah banyak disisi Allah sehingga menjadi sebesar gunung uhud.” (HR. Thabraani. Dl, Al Kabiir dari Abu Barsah, Al Jami’us Shagier 2, Hal. 19)
Dua hadits ini juga memberikan penjelasan bentuk shodaqoh yang utama, bahwa orang yang tidak memiliki kekayaan harta tetapi masih berupaya untuk bersedekah, maka shodaqoh dari orang tersebut dalam pandangan Allah adalah merupakan shodaqoh yang utama. Perhatikan kalimat “Kekuatan orang yang tidak punya”, dan juga perhatikan seluruh kalimat pada hadits kedua “Sesungguhnya (ada) hamba yang bersedekah dengan potongan roti yang bertambah banyak disisi Allah sehingga menjadi sebesar gunung uhud”. Bahwa ada seorang hamba yang tidak memiliki kemampuan untuk bershodaqoh, kecuali sepotong roti dan Allah mengetahui ketidak mampuan hamba tersebut, maka Allah memberi bonus pahala shodaqoh sepotong roti tersebut dipersamakan dengan sedekah dengan roti yang banyak, dan bila ditumpuk akan setinggi gunung uhud. Demikian pula shodaqoh tersembunyi kepada fakir miskin juga termasuk shodaqoh yang utama. Perhatikan kalimat “sedekah rahasia kepada orang miskin”.
# Shodaqoh Haram Bagi Rasul dan Keluarganya
Hadits :
إِنَّ اَلَ مُحَمَّدٍ لَا تَحِلُّ لَنَا صَّدَقَةَ
Artinya :
“Sesungguhnya kami keluarga Muhammad tidak halal sedekah bagi kami”. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dari Hasan bin Ali, Al Jami’us Shaghier 2, hal. 146)
Hadits :
عَنْ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَةَ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya :
Dari Rabi’ah bin Al Harits Rasulullah saw bersabda kepada kami, “Sesungguhnya sedekah ini hanyalah merupakan kotoran-kotoran manusia dan sesungguhnya dia tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad.” (Dawud 2592 Al Kharaj wal Imaroh, ahmad 16863 Musnad Asy Syamiyin, An Nasaa’i 2562 Az Zakat-Isti’malu alu An Nabiy ala Shodaqoh)
Hadits :
عَنْ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَةَ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya :
“sesungguhnya perumpamaan sedekah ini hanyalah seperti kekotoran manusia, Sesungguhnya sedekah tidak patut bagi Muhammad dan keluarga Muhammad,”. (Shahih, R. Ahmad dan Muslim dari Abdul Mutholib bin Rabi’ah, Al Jamius Shaghier 2, hal. 14 dan An Nasaa’i 2562 Dawud 2592, Ahmad 16863 )
Hadits :
Artinya :
“Sesungguhnya sedekah tidak halal bagi kami (Keluarga Muhammad) dan sesungguhnya budak yang dimerdekakan kaum adalah dari golongan mereka” (Shahih, R. Tirmidzi, Nasaa’I dan Hakiim dari Abu Raafi’, kitab Al Jami’us Shagier 2, Hal. 15)
Hadits :
أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَلَا يَأْكُلُ الصَّدَقَةَ
Artinya :
Dari Abi Hurairah, dia berkata,”Adalah Rasulullah menerima hadiah dan tidak memakan sedekah.” (Ahmad 8357 Musnad Al Mukatsirin, Ad Darimi 67 Al Mukadimah, Abu Dawud 3912 Ad Dhiyat-fii man saqo rajulan)
Hadits :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ…. قَالَ هُوَ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ وَلَنَا هَدِيَّةٌ
Artinya :
Dari Aisyah dia berkata, Rasulullah bersabda, “Sedekah itu bagi mereka dan hadiah bagi kami.” (Bukhari 4707 An Nikah-Al khiratu tahta al abdi)
Keenam hadits tersebut diatas menjelaskan, bahwa shodaqoh haram bagi Rasul dan keluarganya. Perhatikan kalimat pada hadits pertama “Sesungguhnya kami keluarga Muhammad tidak halal sedekah bagi kami”, selanjunya perhatikan kalimat pada hadits kedua “Rasulullah saw bersabda kepada kami, “Sesungguhnya sedekah ini hanyalah merupakan kotoran-kotoran manusia dan sesungguhnya dia tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad”, adapun pada hadits ketiga perhatikan kalimat “Sesungguhnya sedekah tidak patut bagi Muhammad dan keluarga Muhammad”, untuk hadits keempat perhatikan kalimat “Sesungguhnya sedekah tidak halal bagi kami (Keluarga Muhammad)”, selanjutnya untuk hadits kelima perhatikan kalimat “dan tidak memakan sedekah”, dan pada hadits yang terakhir perhatikan kalimat “Sedekah itu bagi mereka”.
# Shodaqoh Untuk Orang Yang Sudah Mati
Hadits :
يَا عَلِيُّ ! تَصَدَّقْ عَلَى مَوْتِكَ فَإِنَّ اللَّهُ تَعَالَى قَدْ وَكَّلَ مَلاَئِكَةً يَحْمِلُوْنَ صَدَقَاتِ الاَحْيَاءِ اِلَيْهِمْ فَيَفْرَحُوْنَ بِهَا اَشَدَّ مَاكَانُوْا يَفْرَحُوْنَ فِى الدُّنْيَا وَيَقُوْلُوْنَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَنْ نَوَّرَ قَبْرَنَا وَبَشِّهُ بِالْجَنَّةِ كَمَا بُشِّرْنَا بِهَا
Artinya :
“Hai Ali, Bersedekahlah untuk orang-orang matimu, sebab Allah telah menyuruh para malaikat agar membawa sedekah orang-orang hidup untuk orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka kemudian sangat bergembira sebagaimana mereka bergembira ketika di dunia dan mereka berkata : “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang menerangi kubur kami dan berilah mereka kabar gembira dengan surga sebagaimana kami di beri kabar gembira dengan surga. (Hadits Rasul kepada Ali r.a., Wasiat Rasulullah kepada Ali ra, hal. 28)
Hadits :
عَنْ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهُوَ غَائِبٌ عَنْهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِيَ الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا
Artinya :
Sesungguhnya Sa’ad bin Ubadah ditinggal mati ibunya sementara dia tidak ada, lalu dia bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal sedang aku tidak ada di sisinya, adakah sesuatu bermanfaat jika aku bersedekah dengan hal itu untuknya? Rasulullah menjawab, “Ya. Sa’ad berkata, “Sesungguhnya aku bersaksi denganmu, bahwa penutup keranjang ini adalah sedekah untuknya. (Nasaa’i 3594 Washoya, Abu Dawud 2496 Washoya, Tirmidzi 605 Az Zakat, Ahmad 3324 Musnad Bani Hasyim, Bukhari 2551 Al Washoya)
Hadits ini merupakan pelajaran yang sangat jelas, bahwa didalam ajaran Islam bershodaqoh kepada orang yang sudah mati itu, adalah benar dan dapat diamalkan. Perhatikan kalimat “Hai Ali, Bersedekahlah untuk orang-orang matimu, sebab Allah telah menyuruh para malaikat agar membawa sedekah orang-orang hidup untuk orang-orang yang telah meninggal dunia”.
Dua hadits ini memberi penjelasan bahwa bershodaqoh kepada orang mati termasuk sunnah Rasul. Berarti juga sedekah kepada orang mati adalah merupakan ajaran Nabi, perhatikan kalimat “bersedekahlah untuk orang-orang matimu”, dan juga perhatikan seluruh kalimat pada hadits kedua “Sesungguhnya sa’ad bin Ubadah ditinggal mati ibunya sementara dia tidak ada, lalu dia bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal sedang aku tidak ada di sisinya, adakah sesuatu bermanfaat jika aku bersedekah dengan hal itu untuknya? Rasulullah menjawab, “Ya. Sa’ad berkata, “Sesungguhnya aku bersaksi denganmu, bahwa penutup keranjang ini adalah sedekah untuknya”, terutama kalimat “Sesungguhnya aku bersaksi denganmu, bahwa penutup keranjang ini adalah sedekah untuknya ”, maka bershodaqoh kepada orang mati termasuk salah satu ragam sedekah yang diajarkan dalam As Sunnah.
# Kehebatan Shodaqoh
Hadits :
Artinya :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Robbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung? “Allah menjawab, “Ada, yaitu besi”. Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Robbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi? “Allah yang Maha Suci menjawab, “Ada, yaitu api”. Bertanya kembali para malaikat, “Ya Robbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api? “Allah yang Maha Agung menjawab, “Ada, yaitu air”. “Ya Robbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Kembali bertanya para malaikat. Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, “Ada, yaitu angin”. Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu? “Allah Yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Hadits ini mengajarkan tentang kehebatan shodaqoh, bahwa shodaqoh sembunyi-sembunyi itu lebih hebat dari gunung, lebih hebat dari besi, lebih hebat dari api, lebih hebat dari air, lebih hebat dari angin.
Maka dapat ditarik suatu kesimpulan orang-orang yang gemar mengeluarkan shodaqoh dapat terhindar dari bala bencana yang diakibatkan dari gunung semisal tanah longsor, terkena lahar dan lain-lain.
Shodaqoh juga dinyatakan lebih hebat dari besi, maka manusia yang gemar bershodaqoh tidak dapat dikenai oleh bala’ bencana akibat besi, misalnya tertabrak mobil, tertikam pisau, dan lain-lain.
Bahwa shodaqoh juga lebih hebah dibandingkan api, maka manusia yang gemar bershodaqoh akan terhindar dari bala’ bencana yang diakibatkan api, misalnya dirinya, rumahnya. Misalnya dirinya tidak akan mati terbakar baik di dunia maupun diakhirat, rumahnya akan terhindar dari kebakaran, demikian pula anak istrinya, serta musibah lain yang diakibatkan oleh bencana api.
Hadits juga menjelaskan bahwa shodaqoh lebih dahsyat dari air, maka orang yang gemar bershodaqoh, diri dan keluarga serta hartanya akan terhindar dari musibah yang disebabkan oleh bencana air, misalnya mati tenggelam, rumahnya hanyut terkena banjir, dan lain-lain.
Demikian pula hadits menjelaskan shodaqoh lebih dahsyat dari pada angin, maka orang yang bershodaqoh akan terlindungi musibah yang disebabkan oleh bala’ bencana angin, misalnya terkena angin topan, dan lain-lain.