Aktivis Bener Meriah Bertanya,Siapakah Yang Menjual Tanah Kuburan Kuno Waduk Krueng Kerueto

  • Bagikan

Brasnews.net | Bener Meriah

Pada diskusi sabtuan sejumlah tokoh gayo membahas Pang makam yang ada di Krueng Kreuto yang mengusung tema “Rekontruksi Karakter Pang Di Kehidupan Masyarakat Gayo”.

Kegiatan tersebut di laksanakan di Seladang Kafe Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah pada hari Sabtu 30 September 2023.

Diskusi tersebut di moderatori oleh Azmie Azman, yang di hadiri oleh PJ Bupati Bener Meriah Haili Yoga, eks mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah linge Fauzan Azima, pemerhati budaya dan sejarah Sadikin dan Lahat salah satu ahli waris dari Pang Kilet.

Dalam diskusi yang menyinggung soal makam kuno yang berada di kreung kreuto tersebut, muncul salah satu pertanyaan dari salah satu aktivis asal Kabupaten Bener Meriah yaitu Muhammaddinsyah.

Ia mempertanyakan soal kepemilikan lahan yang terkena dampak dari pengerjaan waduk yang sedang di kerjakan oleh PT. Brantas Abipraya.

Permasalahan itu di akuinya masih menjadi konflik, justru permasalahan tersebut berujung di pengadilan. Sebagaimana yang di tayangkan oleh salah satu media.

Menepis jawaban dari salah satu aktivis itu, siapakah yang telah menjual tanah tersebut kini menuai respon dari salah satu pemilik lahan yang terkena dampak dari pengerjaan waduk di Kreueng Kereuto itu.

Salah satu pemilik lahan yang tidak ingin di sebutkan namanya kepada awak media melalui telpon seluler mengatakan, “seseorang yang menjual tanah tersebut ialah saudara yang berinisial (S), padahal itu bukan miliknya dengan membuat Supradik dari desa rusip.” Ucapnya

“Padahal itu jelas jelas berada di desa Simpur dan janggalnya lagi, supradik tersebut berjumlah 38 H dalam satu Supradik. dia (S) yang telah menjual tanah saya dan panglima orang Gayo.” Pungkasnya

Tanpa adanya polemik persoalan persengketaan lahan yang terkena dampak dari pengerjaan waduk tersebut, jelas tidak akan mencuat ke publik atas penemuan makam kuno yang telah di relokasi oleh pihak PT. Brantas Abipraya.

Pemilik lahan itu juga menambahkan, “Saya setuju itu di buat sebagai cagar budaya, gak usah jadi waduk tidak apa-apa.” Tutup salah satu pemilik lahan tersebut

Kaperwil Aceh

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *