BANDA ACEH Brasnews.net 4
Di ujung barat Nusantara, di tanah yang pernah menggetarkan dunia dengan peradaban Islamnya, Aceh kembali membuktikan bahwa marwah bukanlah sekadar simbol, tetapi nyawa dari keberadaan sebuah bangsa. Dalam ketegasan yang disampaikan oleh Kepala Pemerintahan Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, telah lahir semangat baru yang membakar jiwa rakyat: empat pulau di Aceh Singkil adalah milik Aceh, dan tak ada ruang Sabtu,14 Juni 2025
Pernyataan ini tidak hanya merespons polemik yang selama ini menjadi perbincangan antara Aceh dan Sumatera Utara, tetapi juga membangkitkan kesadaran kolektif tentang betapa pentingnya menjaga batas tanah, jejak sejarah, dan kehormatan bangsa.
Merespons sikap tegas tersebut, Patriot Bela Nusantara (PBN) Aceh menyatakan dukungan total. Ketua DPD PBN Aceh, Drs. Isa Alima, menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Mualem hari ini adalah sikap negarawan sejati, mewakili suara ini Aceh yang selama ini menanti kejelasan dan kepastian.
> “Kami dari PBN Aceh berdiri penuh di belakang Mualem. Ini bukan hanya soal kepemimpinan, tetapi tentang menjaga marwah Aceh sebagai benteng terakhir keutuhan dan harga diri di ujung barat negeri ini,” ujar Isa Alima dengan nada tenang namun penuh tekanan makna.
Menurut PBN Aceh, empat pulau yang diperebutkan itu bukan hanya gugusan daratan, tetapi juga simbol dari kesinambungan sejarah Aceh. Dari masa kesultanan, penjajahan, hingga era otonomi khusus, Aceh tidak pernah menyerahkan sepotong pun tanahnya tanpa perjuangan. Dan hari ini, ketika marwah itu diuji kembali, Aceh menjawabnya dengan persatuan, keberanian, dan kejelasan sikap.
Dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat, ulama, akademisi, serta tokoh adat Aceh, PBN menyampaikan bahwa konflik batas wilayah ini jangan sampai memecah belah rakyat Aceh maupun hubungan antara Aceh dan Sumut.
> “Aceh dan Sumut adalah dua saudara tua. Tapi saudara bukan berarti harus mengorbankan hak milik. Perbedaan penafsiran adalah hal biasa, tapi fakta sejarah tidak bisa diputar balik,” tegas Isa.
Dalam kesempatan yang sama, Isa juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada para anggota DPR RI dan DPD RI asal Aceh yang tergabung dalam Forbes, karena telah hadir langsung di Aceh untuk menyatukan langkah dan suara dalam satu misi: mempertahankan keutuhan wilayah Aceh.
PBN Aceh percaya bahwa isu ini telah menjadi pemantik kesadaran baru bagi generasi muda. Ketegasan pemimpin, konsistensi tokoh masyarakat, dan persatuan rakyat kini menjadi modal besar untuk mengawal tanah rencong agar tetap berdiri tegak, tak terusik, dan tak dibelah.
> “Kita tidak sedang membela peta. Kita sedang membela kehormatan. Ini bukan sekadar administratif, ini menyangkut marwah. Dan kita tidak akan mundur selangkah pun,” pungkas Isa Alima.
PBN Aceh juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga ketenangan, menahan emosi, dan menyambut babak baru ini dengan kerja nyata, membangun Aceh dalam damai, dalam semangat persaudaraan, dan dalam satu cita bersama: Aceh yang bermartabat dan tak tergoyahkan.
Rahmat