Ket Foto Ilustrasi
Penulis : Rahmat Ramadhan
Aceh –Brasnews.net Dalam kehidupan yang semakin kompleks dan penuh dengan berbagai tantangan, memiliki hati yang tenang menjadi kunci utama dalam mencapai keseimbangan, ketentraman, dan kebahagiaan. Ketika seseorang mampu menjaga ketenangan dalam hatinya, maka jiwanya akan lebih kuat menghadapi berbagai situasi, baik dalam keadaan sulit maupun lapang. Prinsip ini selaras dengan ajaran Islam yang menekankan bahwa ketenangan hati adalah jalan menuju kehidupan yang lebih damai, penuh keberkahan, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“Alladzîna âmanû wa tathma’innu qulûbuhum bi dzikrillâh, alâ bi dzikrillâhi tathma’innul qulûb.”
Artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa ketenangan hati hanya dapat diperoleh dengan mengingat-Nya. Saat seseorang senantiasa mengingat Allah melalui dzikir, doa, dan ibadah, maka jiwanya akan terbebas dari kegelisahan, kekhawatiran, dan tekanan hidup yang berlebihan. Ketenangan ini tidak hanya berdampak pada kondisi mental dan emosional seseorang, tetapi juga pada cara ia menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menghadapi permasalahan, mengambil keputusan, dan menjalin hubungan dengan sesama.
Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa hati yang tenang adalah ciri dari orang yang memiliki keimanan kuat dan selalu berserah diri kepada Allah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengajarkan bahwa hati adalah pusat dari segala aspek kehidupan manusia. Jika hati seseorang dipenuhi dengan ketenangan dan kebaikan, maka perilaku serta sikapnya juga akan mencerminkan hal yang positif. Namun, jika hati penuh dengan kegelisahan, kemarahan, dan kedengkian, maka kehidupannya pun akan jauh dari ketentraman.
Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh keberkahan, masyarakat diharapkan untuk senantiasa memperbanyak ibadah, meningkatkan rasa syukur, serta menjaga hubungan baik dengan sesama. Dengan hati yang tenang, seseorang tidak hanya memperoleh ketentraman jiwa, tetapi juga membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya, menciptakan kehidupan yang lebih damai dan sejahtera.(*)