ACEH TAMIANG | brasnews.net
PT Parasawita dibawah PT Enam Sembilan (Ensem) dalam pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanah Merah, Seruway, Aceh Tamiang, Aceh diduga masih terkesan nakal buang limbah disinyalir beracun ke Sungai Tamiang.
Praktik diduga cemari lingkungan hidup tersebut terindikasi dilakukan pihak perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit (PMKS) itu, telah diberitakan berulangkali dan pihak manajemen perusahaan telah berjanji kepada media untuk antisipasi dugaan pengrusakan lingkungan tersebut.
Pantauan awak media, Richard, KTU Pabrik PT Parasawita pernah sampaikan kepada wartawan minta waktu beberapa hari untuk hentikan pembuangan limbah diduga berstatus Beracun tersebut, namun hasil investigasi pasca usai batas waktu dijanjikan Richard, tepatnya seminggu lalu dari berita ini diterbitkan, masih terjadi indikasi pembuangan limbah ke Sungai Tamiang.
Drs. Irfan Nur, alias Irfan Tamiang, salah seorang Aktivis Pemerhati Publik mengatakan, diduga adanya unsur kesengajaan dan pembiaran terhadap upaya pencemaran lingkungan hidup oleh pihak PT Parasawita melalui Sungai Tamiang dimana berdampak pada air bersih di konsumsi masyarakat.
“Apakah ini tidak bisa dijadikan barang bukti dugaan pembuangan limbah PKS PT Parasawita melalui parit buangan ke Sungai Tamiang dan cemari lingkungan”
“Saya lewat ke Seruway, Sabtu (27/07/24) bau busuk di area kawasan diduga pembuangan limbah PKS ke Sungai Tamiang itu masih sangat kentara, kita menduga indikasi pembuangan limbah itu masih dilakukan pihak perusahaan PT Parasawita itu,” kata Drs. Irfan Nur kepada media ini.
Kata Irfan Tamiang meminta kepada pihak pemerintah agar serius lakukan penindakan dan evaluasi izin analisa dampak lingkungan (AMDAL) perusahaan PT Parasawita itu karena masyarakat sudah resah atas pengrusakan lingkungan hidup tersebut.
Richard, KTU Pabrik PT Parasawita Tanah Merah saat dikonfirmasi awak media ini pada hari pertama Lebaran Idul Adha lalu mengatakan, pihaknya minta agar tidak dibesarkan lagi masalah limbah tersebut, karena pihaknya akan lakukan pengecekan dan akan menutup kebocoran kolam limbah mengalir ke Sungai Tamiang itu.
“Kami berjanji setelah aktif kerja dari masa libur Lebaran Idul Adha akan menangani dan mengatasi hal terkait limbah tersebut dan nanti setelah kita antisipasi agar diberitakan kembali bahasa klarifikasi niat baik kami,” ucap Richard kepada wartawan.
Bahkan, kata Richard, ia sudah sampaikan ke pihak manajemen pusat agar memperhatikan awak media secara bulanan kompensasi, namun belum bisa menjanjikan, demikian penjelasan Richard dijadikan alat bukti oleh pihak media untuk barang bukti.
M. Yusuf (33), warga Kecamatan Seruway kepada media ini mengatakan agar ditutup saja pabrik kelapa sawit di Tanah Merah, Seruway tersebut karena terkesan nakal dan unsur sengaja buang limbah ke Sungai Tamiang dan area kawasan alirannya timbulkan bau busuk kepada setiap orang melintas dikawasan itu.
“Apakah pihak pemerintah daerah (Pemda) disinyalir sudah di bayar upeti oleh pihak perusahaan, sehingga terkesan upaya pengrusakan lingkungan hidup tersebut masih dibiarkan hingga saat ini,” tanya M. Yusuf.
Manajer PT Parasawita Tanah Merah, Seruway, Nainggolan kepada awak media menjawab, “Untuk saat ini limbah kita tidak ada kebocoran. Dan pengolahan limbah tetap mengikuti SOP pengolahan IPA,” sebutnya menjawab konfirmasi, Minggu (28/07/24). (Ct)