Mengenali Islamul Khaffah

  • Bagikan

Bagian Pertama

Bitung, Sulut – Brasnews.net, Di dalam dinul Islam (Agama Islam) Para penganutnya diperintahkan oleh Allah SWT agar kaum muslimin masuk kedalam Islam secara menyeluruh (Khaffah), apakah yang dimaksud Islamul khaffah serta kenapa kebanyakan kaum muslimin tidak lagi memahami terkait Islamul khaffah, juga apa penyebabnya, maka kajian kali ini akan mengangkat hal tersebut. Minggu (15/9/24).

  • Islam Adalah Agama yang Disempurnakan dan Diridhoi Allah.

Qs : Al Maidah Ayat 3.

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya :

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Qs : Ali Imran Ayat 19.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Artinya :

Sesungguhnya Agama (Yang Diridhoi) di sisi Allah Hanya Islam Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada merek, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Dua ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa agama yang sempurna dan diridhoi Allah adalah Islam. Perhatikan kalimat: “Pada hari ini telah-Ku sempurnakan untuk kamu agamamu” serta kalimat : “Sesungguhnya Agama di sisi Allah hanyalah Islam” Bila agama disisi Allah hanyalah Islam maka akan timbul pertanyaan, bagaimana agama yang dibawa Nabi Daud dengan kitab Zaburnya, dan bagaimana pula dengan agama yang dibawa nabi Musa dengan kitab Tauratnya serta bagaimana agama yang dibawah oleh Nabi Isa Al Masih dengan kitab Injilnya? Maka jawaban dari pertanyaan tersebut adalah, Sesungguhnya semua agama yang disebutkan diatas adalah Agama Samawi yang datang dari ALLAH SWT, hanya saja hukum-hukum dan pengetahuan yang terkandung dalam kitab terdahulu yaitu, Zabur, Taurat, dan Injil, belum Lengkap. Masi terbatas disesuaikan dengan situasi Zaman pada masa turunnya kitab tersebut.

Baca juga beritanya  Camat Tanjung Morawa Diduga Pungut Rp 6,5 Juta per Desa untuk Biaya Paskibra HUT RI

Pada masa situasi masyarakat suda sangat kompleks barulah Allah menurunkan Kitab Al-Qur’an yang bersifat Universal, dimana hukum-hukum dan pengetahuan serta aspek lain yang terkandung didalamnya sudah sempurna. dan tidak akan ada kitab lanjutan yang akan turun yang akan lebih sempurnah dari Al Qur’an karim.

Perlu dijelaskan seluruh Ajaran pada kitab Zabur, Taurat, Injil dan Alqur’an dihimpun menjadi satu serta disempurnakan, maka jadilah kitab yang sempurna yaitu Al Qur’anulqarim, dan perlu pula dijelaskan bahwa Alqur’an yang bersifat Universal telah menjadi Pedoman bagi orang-orang bertaqwa sepanjang masa. penjelasan inilah yang dimaksud pada kalimat : “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu”.

  • Hukum Wajib Islamul Khaffah

Qs : Al Baqarah Ayat 208

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam keseluruhan (islamulkaffah), dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Dalam Ayat ini Allah memerintahkan agar orang-orang beriman memasuki Islam secara keseluruhan (islamul kaffah) perhatikan kalimat : “masuklah kamu kedalam islam keseluruhan (islamulkaffah)” bila kita perhatikan kalimat tersebut, akan muncul pertanyaan apa yang dimaksud islamulkaffah? untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka akan dibahas pada pokok bahasan berikut.

  • Apakah yang Dimaksud Islamul Khaffah

Hadits :

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو حَيَّانَ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ قَالَ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ رَبَّهَا وَإِذَا تَطَاوَلَ رُعَاةُ الْإِبِلِ الْبُهْمُ فِي الْبُنْيَانِ فِي خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ } الْآيَةَ ثُمَّ أَدْبَرَ فَقَالَ رُدُّوهُ فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا فَقَالَ هَذَا جِبْرِيلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ دِينَهُمْ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ جَعَلَ ذَلِك كُلَّهُ مِنْ الْإِيمَانِ

Artimya :

“Ayahku Umar bin khatab, menceritakan kepadaku sebagai berikut :

Pada suatu hari ketika kami sedang berada disisi Rosulullah SAW , sekonyong-konyong muncul dihadapan kami seorang laki-laki berpakaian sangat putuh dan berambut sangat hitam. tidak terlihat padanya bekas perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami mengenalnya. Dia langsung duduk kedekat Nabi saw, lalu disandarkan lututnya kelutut Nabi, dan diletakkannya kedua telapak tangannya kepahanya Dia berujar, “Ya Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang islam.”

Jawab Nabi SAW, ISLAM IALAH :

– Mengaku tidak ada Tuhan selain Allah, dan Bahwa Muhammad Rosulullah.

– Mendirikan Sholat.

– Membayar Zakat

– Puasa Ramadhan

– Haji kebaitullah, jika engkau sanggup melaksanakannya.”

Engkau benar, Kata orang itu, kata Ayahku Kami heran terhadap orang itu, dia yang bertanya tetapi diapula yang mengatakan benar. kemudian orang itu berkata Pula : “terangkan kepadaku tentang iman”

Jawab Nabi SAW, “IMAN IALAH”

– Beriman kepada Allah

– Beriman kepada Malaikat-Nya

– Beriman kepada Kitab-kitab-Nya

– Beriman kepada Para Rasul-Nya

– Beriman kepada Qadar baik maupun Buruk.

– Beriman kepada Hari qiyamat.

Kata Orang itu Engkau benar. Kemudian dia berkata pula, terangkan kepadaku tentang IKHSAN :

Jawab Nabi SAW :

IKHSAN IALAH :

Menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. sekalipun Engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu,

“Katanya pula, terangkanlah kepadaku tentang KIAMAT, Jawab Nabi ; “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang menanya,” Katanya, Terangkanlah kepadaku tanda-tandanya : Jawab Nabi SAW : “Apabilah hamba sahaya perempuan telah melahirkan majikannya dan Apabila Orang-orang Dusun yang melarat telah bermewah-mewah digedung-gedung nan Indah.” (HR : Muslim no 1, terjemahan shahih muslim hal. 2-3)

Baca juga beritanya  Sertu Adi Sumarno Babinsa Desa Suka Makmur Dan Warga Bersihkan Saluran Air Yang Tersumbat

Setelah memperhatikan hadits tersebut diatas menjadi jelas apa yang dimaksud dengan islamul khaffah Perhatikan pertanyaan Malaikat kepada Nabi ada tiga bahagian, yang pertama Malaikat bertanya “Apakah Islam” yang kedua Malaikat bertanya : “Apakah Iman” adapun pertanyaan ketiga Malaikat bertanya : “Apakah Ikhsan” dari pertanyaan Malaikat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan islamul khaffah ada Tiga bahagian Islam, Iman dan Ihsan.

  • Tujuan Iblis dan Setan Tentaranya Adalah Merusak Islamul kaffah

Qs : Al Baqarah Ayat 208

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya :

Hai Orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya Syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Bila kita perhatikan Firman Allah ini yang menjelaskan tentang hukum wajib islamul kaffah yang memerintahkan orang-orang beriman agar masuk kedalam islamul kaffah (Islam secar utuh). Selanjutnya Allah menyambung Firman-Nya dengan kalimat “jangalah kamu turuti langkah-langkah syaitan,” Maka menjadi jelas yang dimaksud langkah-langkah Syaithan adalah rusaknya islamul kaffah atau Islam menjadi tidak utuh atau terpotong-potong atau sebahagian-sebahagian dan hal tersebut telah terjadi pada masa kini terbukti pada kehidupan kaum Muslimin. bila seorang Muslim telah mengucap syahadah dan juga telah menegakkan sholat selanjutnya telah melaksanakan puasa dan telah menunaikan zakat serta telah menunaikan haji maka mereka beranggapan bahwa tugas agama telah selesai. dan lebih parahnya manakala ia telah menunaikan haji maka haji tersebut dijadikan gelar pada awal namanya.

Baca juga beritanya  Canda Tawa Babinsa Bersama Warga Binaan Agar Terjalin Hubungan Yang Baik

Bila kita pelajari Al qur’an ternyata didalamnya tidak terdapat perintah atau anjuran Allah agar orang-orang yang telah menunaikan haji memakai haji tersebut sebagai gelar dan bila kita pelajari hadits Nabi tidak pula terdapat ajaran yang memerintahkan atau menganjurkan agar Kaum Muslimin yang sudah menunaikan haji memakai hajinya sebagai gelar. bila kita ikuti sunnah Rosul, Nabi dan para sahabatnya tidak satupun yang memakai gelar haji didepan nama mereka.

Dan perlu dijelaskan bahwa haji adalah salahsatu rukun Islam yang kelima, maka bila haji dapat dijadikan gelar maka seluruh rukun Islampun dapat dijadikan gelar.

Semisal seorang laki-laki yang bernama Syamsul Arifin telah menunaikan haji dan juga telah mengucapkan syahadah juga telah menegakkan sholat dan pula telah menunaikan puasa atau saum dan telah menunaikan zakat maka lima rukun islam tersebut akan dijadikan gelar, maka pada kartu penduduknya akan tercantum : Nama : Syahadah, sholat, saum, zakat, haji syamsul Arifin.

Adapun tipuan yang kedua dari Iblis la’natullah dan syaitan bala tentaranya dalam merusak islamul kaffah, bahwa seseorang yang telah menunaikan seluruh rukun Islam yang memiliki 5 muatan dan telah menunaikan rukun Iman yang memiliki 6 muatan, maka orang tersebut beranggapan ia telah mencapai titik kesempurnaan dan Ia meyakini bahwa dirinya adalah Ahli surga.

Perlu dijelaskan kembali bahwa islamulkaffah adalah terdiri dari tiga (3) tahapan atau tiga rukun yang pertama adalah Islam yang kedua Iman dan yang ketiga adalah Ikhsan maka orang-orang yang beranggapan bahwa Dinul Islam secara keseluruhan atau didalam Alqur’an disebut Islamul Kaffah, bukan hanya berhenti pada islam dan iman tetapi masih ada satu tahapan akhir dari islamulkaffah selain islam dan iman adalah ikhsan, suatu dimensi keilmuan yang Maha luas. hanya dengan Ikhsanlah Islam secara utuh atau islamulkaffah dapat dicapai.

Didalam ikhsan inilah seorang muslim dapat mencapai tingkatan Taqwa yaitu orang-orang yang di didik langsung oleh Allah sesuai yang tertulis pada surat Al Baqarah ayat 282 adapun tujuan Allah mendidik seseorang adalah mengajarkan kepada orang tersebut Ilmu-ilmu Laduni atau Laduna Ilma, yaitu Ilmu-ilmu dari sisi Allah yang bertujuan mendidik seseorang mencapai tingkatan (Maqom) tertinggi menjadi Wali Allah, yaitu maqom Mukhlisina Lahuddin.

Penulis: Talia
  • Bagikan