Brasnews.net | Bener Meriah
Awal mulanya persoalan makam kuno mencuat ke publik bermula dari beberapa pemberitaan, setelah beberapa awak media melakukan iventarisasi ke lapangan, yang berlokasi di desa Simpur, Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah. Senin (02/10/2023)
Persoalan makam tersebut sempat menuai protes dari banyak kalangan, baik itu dari kalangan aktivis, masyarakat dan juga ahli waris yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Gayo (AMG).
Aksi protes tersebut muncul di akibatkan setelah di ketahui bahwa, ada beberapa makam yang di duga secara sepihak telah di relokasi oleh pihak perusahaan.
Paska aksi yang di lakukan di depan kantor Bupati Kabupaten Bener Meriah ada beberapa tuntutan yang mereka ajukan, namun tuntutan tersebut banyak yang tidak mampu untuk di tepati.
Salah satunya adalah di bentuknya tim iventarisasi dan dokumentasi, namun di dalam tim yang di usulkan oleh (AMG) tidak ada satupun yang tepati. Adapun usulan tersebut agar menemukan hasil yang transparan.
Kemudian di lanjutkan pertemuan penyamaan persepsi terkait penemuan makam kuno di area proyek bendungan krueng kreuto pada jumat 1 September 2023 yang lalu, yang berlokasi di aula sekdakab Kabupaten Bener Meriah.
Turut hadir dari perwakilan aliansi masyarakat Gayo, Balai Pelestarian kebudayaan (BPK) provinsi Aceh, dinas pendidikan dan kebudayaan Aceh, juga dari pihak balai wilayah sungai (BWS), perwakilan dari pihak PT. Brantas Abipraya dan juga Aliansi Masyarakat Gayo serta dari jajaran Forkopimda Bener meriah.
Yang menarik untuk di kutip adalah dari pernyataan Ambo Asse Aziz selaku Arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 1 sampaikan, “makam kuno tersebut, sudah cukup unsur untuk di jadikan sebagai cagar budaya tergantung kepada Pemda Bener Meriah.” Ucapnya
Kemudian pada diskusi sabtuan sejumlah tokoh gayo membahas Pang makam yang ada di Krueng Kreuto kemarin Sabtu 29 September 2023 kegiatan tersebut di laksanakan di Seladang Kafe Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, yang bertema “Rekontruksi Karakter Pang Di Kehidupan Masyarakat Gayo”.
Diskusi tersebut di moderatori oleh Azmie Azman, yang di hadiri oleh PJ Bupati Bener Meriah Haili Yoga, eks mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah linge Fauzan Azima, pemerhati budaya dan sejarah Sadikin dan Lahat salah satu ahli waris dari Pang Kilet.
Yang menjadi sorotan pada diskusi sabtuan itu pernyataan dari pihak pemerintah Kabupaten Bener Meriah terkait komitmen mereka yang siap akan menetapkan makam yang ada di wilayah Kreung Kreuto sebagai situs cagar budaya.
Dalam diskusi tersebut, Ruh Akbar mewakili Pj Bupati Bener Meriah mengatakan, ” kita menunggu hasil dari tim investigasi dan dokumentasi yang turun kelapangan, jika semua persyaratan terpenuhi kita siap akan menentukan sebagai situs cagar budaya.” Ujarnya
Dalam hal ini tentunya publik masih mendengar secara lisan, belum ada komitmen yang pasti atas keseriusan pemerintah Kabupaten Bener Meriah, untuk menetapkan makam tersebut sebagai situs cagar budaya.
Kaperwil Aceh