Santriwati Nurul Islam Pingsan di Tempat, di Duga Dianiaya  Pimpinan Dayah di Aceh Utara 

  • Bagikan

Aceh Utara | Brasnews.net

Wati (16) Nama samaran korban, Santriwati Nurul Islam,Gampong Keureusek, Kecamatan Kuta Makmur,Kabupaten Aceh Utara, Pingsan di tempat diduga dianiaya Pimpinan Dayah, Senin (6/5/2024)

Pada hari Sabtu tgl 27 jam 13.30 Wati saat itu sebagai Areh ( piket ) untuk membangun kan anak-anak di asrama bersama 4 orang kawan nya, dan setelah melaksanakan tugas,Wati yang terakhir solat Zuhur.

Pada rakaat ketiga dia (Wati) di panggil oleh walet ( pimpinan Dayah ) namun dia (Wati) tidak bisa menjawab karna harus menyelesaikan rakaat terakhir.

Setelah shalat dia bergegas menjumpai walet dan walet mengatakan kenapa tidak menjawab saya panggil, tadi saat walet panggil, saya lagi shalat, masih raka’at ke tiga,kata wati,dengan nada keras walet mengatakan,PU sembahyang maakeh ( salat mamak kau ),kata walet

Baca juga beritanya  Pj Walikota Langsa, Syaridin S.Pd., M.Pd " Penting Adanya Pendampingan Hukum Bagi Seluruh Sektor Penyelenggara Negara Termasuk Di Tingkat Pemerintahan Gampong.

Walet juga mengatakan, kenapa tidak membangun kan anak-anak untuk salat, dia (Wati) menjawab, saya sudah membangunkan semua walet, tapi walet tidak percaya.Lalu walet memberikan hukuman pukulan karna dia lambat menjawab.

Kemudian Walet mengambil kayu bakar pohon pala untuk masak di dapur, lalu bokong (pantat) Wati di pukul dengan kayu sekali, tidak puas dengan sekali pukul,dia (Walet) menghajar sekali lagi dengan kuat di bagian pinggang, sampai Wati pingsan di tempat.

Walet langsung meninggalkan Wati kek gitu saja, Tanpa ada belas kasihan dan rasa bersalah dengan apa yg dia lakukan.

Saat ini dia (Wati) harus di rawat di rumah sakit, karna kondisi tidak bisa bangun dari tempat tidur nya, namun sampai saat ini kondisi Wati tidak kunjung membaik.

Baca juga beritanya  Memasuki Hari Ke Sembilan, TIM SAR Brimob Kembali Melanjutkan Pencarian Korban Tanah Longsor

Keluarga Wati mencoba membawa ke 2 rumah sakit namun di tolak karna kasus penganiayaan.

lalu Wati di bawa ke RS cut Mutia dan Doktor meminta untuk dirawat karna kondisi korban sangat parah di bagian tulang bokong (pantat) agar segera di visum.

Hasil diagnosa dokter, Wati harus di operasi, namun untuk di operasi butuh biaya yang sangat besar sementara saat ini uang untuk makan saja harus pinjam.

Wati dan keluarga tidak punya uang, apa lagi Wati anak yatim, keluarga tidak mampu.Sementara kasus ini tidak di tanggung BPJS

Sekarang Wati mau di bawa pulang,tapi pihak rumah sakit meminta di selesaikan administrasi keuangan yang di tagih pihak rumah sakit.Saat ini korban dan keluarga tidak bisa pulang karna ngak ada uang.

Baca juga beritanya  Pasca Banjir Babinsa Turun Langsung Bantu Warga Desa Toweren.

Saat di konfirmasi media ini melalui pesan whatsapp,Pimpinan Dayah mengatakan,
besok saya jumpai biar saya beri informasi.sementara pihak media hanya ingin keterangan saja dari pihak Dayah bukan untuk bertemu.

Lalu media ini mengkonfirmasi kembali,ia mengatakan, saya tidak melakukan penganiayaan.

Untuk ke 3 kalinya media ini mengkonfirmasi pada hari dan jam yang sama apakah benar atau tidak pimpinan Dayah ada memukul santriwati bernama Wati ( Nama samaran)memakai kayu sebanyak 2 kali tapi Pimpinan Dayah tidak menjawab,sampai berita ini di tayangkan. (Tim)

  • Bagikan