Redelong Brasnews.net Wakil Bupati Bener Meriah Ir. H. Armia menghadiri kegiatan menyerahkan anak ku Tengku gur sekaligus penutupan Masa Pengenalan Lingkung Sekolah ( MPLS) di SD Negeri 1 Pante Raya, Kecamatan Wih Pesam, Sabtu (26-07-2025).
Momen ini menjadi representasi kearifan lokal yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya Gayo, ajaran agama, dan semangat pendidikan.
Kegiatan tersebut di hadiri oleh Bunda Paud Kabupaten Bener Meriah, Hj. Meutia Fauziah, SH., Ketua pokja Paud Kabupaten Bener Meriah, Hj. Dr. Puspitawati, M. Si., Plt. Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Bener Meriah, Saidi M. Nurdin, S. Pd., M. Pd., Sekcam Kecamatan Weh Pesam, Teguh Wan Pribadi, S.STP., M.Si., Kepala Sekolah SD N 1 Pante Raya, Hamni Ayu, Pd. SD., M. Pd., Kabid Dikdas Edi Asmara. S.Pd Kapolsek dan Danramil, reje kampung, komite sekolah, dewan guru dan orang tua wali dan para Maestro Bahasa Kabupaten Bener Meriah.
Wakil Bupati Bener Meriah Ir. H. Armia dalam arahannya menyebutkan, pendidikan merupakan salah satu investasi penting yang akan sangat menentukan masa depan bangsa kita. Karena melalui pendidikan kita akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan sebagai penerus bangsa ini.
” Untuk itu, hari ini, kami hadir langsung untuk menyerahkan anak ku Tengku guru (menyerahkan anak kami kepada dewan guru-red) agar putra-putri kami mendapatkan pendidikan yang terbaik di sekolah ini. Tentunya untuk masa depannya sebagai generasi bangsa yang unggul,” ucap Wakil Bupati Bener Meriah Ir. H. Armia.
Ir. Armia menceritakan bagaiman peran orang tua di masa dahulu dalam menyekolahkan anak. Disebutkannya ada tiga poin penting yang di miliki oleh orang tua ketika hendak memasukan anaknya ke lembaga pendidikan, yakni. Semangat pendidikan, semangat agama dan semangat budaya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Pante Raya Hamni Ayu, S.Pd.SD,M.Pd, menerangkan, bahwa pada tahun ini merupakan tahun pertama bagi pihaknya (SD Negeri 1 Pante Raya) melaksanakan kegiatan Penyerahan Anak Ku Tengku Guru. Pada prinsipnya acara ini adalah bentuk sakral dari keterikatan dan rasa dalam peran dan tanggung jawab bersama, antara orang tua sebagai wali dan guru di sekolah.