Yulita Anggraini Paparkan Inovasi Penanganan Stunting di Bener Meriah

  • Bagikan

Bener Meriah | Brasnews.net

Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Keluarga Sejahtera, DP3AKB, Kabupaten Bener Meriah, Yulita Anggraini melakukan inovasi penanganan stunting di daerah itu. Inovasi tersebut, dipaparkan dalam pertemuan bertajuk strategi penanganan stunting bagi remaja dan calon pasangan usia muda sejak dini.

Pertemuan yang dilakukan Jumat (22/9/2023) lalu, di aula Hotel Al-Fattah, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, dibuka oleh Pj Bupati Drs. Haili Yoga, M.Si diwakili Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesra, Setdakab Khairmansyah, S.IP.,M.Sc.

Inovasi percepatan penurunan stunting tersebut merupakan sebuah ide ataupun gagasan yang dilakukan oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana ketahanan dan keluarga Sejahtera, DP3AKB, Yulita Anggraini, SKM.,M.Kes. Dia merupakan bidan KBKS yang saat ini sedang mengikuti Diklat Kepemimpinan Administrator Angkatan II Tahun 2023.

Sedangkan tujuan dilaksanakannya kegiatan itu, untuk mengajak para remaja dan calon pasangan muda, khususnya di Bener Meriah untuk memahami dan mengerti langkah-langkah yang diambil saat akan menikah nantinya. Hal ini juga merupakan salah satu strategi pemerintah daerah dalam upaya penanganan stunting di Bener Meriah.

Baca juga beritanya  Kodam Iskandar Muda Gelar Kegiatan Pembentangan Bendera Merah Putih

Asisten I Setdakab Khairmansyah, S.IP.,M.Sc menyebutkan, ada lima isu strategis nasional yaitu kemiskinan ekstrem, inflasi, stunting, penggunaan produk dalam negeri (P3DM) serta Pemilu dan Pilkada. “Inovasi ibu Yuli ini menarik karena diambil dari lima isu nasional ni yaitu terkait dengan stuting” ucapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, berkaitan dengan stunting mulai dari tingkat pusat dan desa harus saling berkolaborasi untuk melakukan penurunan dan pencegahannya. “Kami berharap inovasi ini bisa bermanfaat untuk Bener Meriah. Sebab, pendekatan yang ditawarkan dalam inovasi ini adalah pendekatan preventif atau pencegahan untuk remaja putri dan calon pengantin sejak dini,” ujarnya.

Menurut Khairmansyah, untuk remaja putri, pemerintah daerah juga telah melakukan intervensi dengan melakukan pemberian tambah darah yang saat ini sudah dilakukan beberapa waktu lalu ditingkat sekolah khususnya tingkat menengah atas.

Baca juga beritanya  Peduli Terhadap Kebersihan, Babinsa 03/TG Dan Warga Bersihkan Lingkungan

Selain itu, berkat dukungan dari Kemenag Bener Meriah semua calon pengantin sudah mengikuti pembekalan dan tes. “Setiap pembekalan itu, bapak Pj Bupati Bener Meriah juga hadir menjadi narasumber dan ini juga merupakan intervensi untuk mencegah stunting tersebut,” imbuh Khairmansyah.

Disebutkan Khairmansyah, berdasarkan Perpres 72, ada dua intervensi dalam menangani stunting yang meliputi intervensi bersifat spesifik dan sensitif. “Itu berarti intervensi stunting bukan hanya pemberian makanan tambahan dan tablet tambah darah saja, namun dalam arti yang luas. Patut kita sampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Yulita Anggraini yang memberikan tawaran inovasi,” sebutnya.

Sementara itu, Yulita Anggraini menyampaikan kegiatan tersebut berhubungan dengan kegiatan Diklat Kepemimpinan tingkat III dan kegiatan ini merupakan salah satu syarat untuk melakukan aksi perubahan.

“Bapak Pj Bupati Bener Meriah dan Pj Sekda serta para Asisten dan beberapa kepala SKPK sudah melakukan penilaian terhadap program inovasi yang kami buat. Dan Alhamdulilah sesuai dengan apa yang direncanakan oleh bapak Pj Bupati program ini dapat kami lakukan,” ungkap Yulita Anggraini.

Baca juga beritanya  Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan menerima Universal Health Coverage (UHC) Awards 2024 

Ditambahkan Yulita, ia sengaja mengusung judul dengan sasaran remaja dan calon pasangan usia muda karena penyebab terjadinya stunting dimulai dari saat awal kehamilan hingga berproses sampai bayi berusia 2 tahun.

Menurutnya, masyarakat hanya memahami persoalan pendeknya ukuran tubuh, padahal yang menjadi masalah utama adalah terkait kecerdasan dan tentu berkaitan erat dengan kualitas kepemimpinan pada era Indonesia Emas tahun 2045 mendatang. “Jika seandainya yang menjadi pemimpin di tahun 2045 adalah anak-anak yang stunting bagaimana kondisi negara kita nantinya,” tegas Yuli.

Pertemuan saat itu, dihadiri perwakilan MPU Bener Meriah, perwakilan Dinas Pendidikan, perwakilan Dinas Kesehatan, Kadiskominfo, Kepala Dinas Pendidikan Dayah, perwakilan bagian hukum, para Camat, Kepala kantor Kementerian Agama, Perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Aceh, serta Ketua APDESI Bener Meriah. (Rel/Diskominfo).

Rahmat R.

  • Bagikan