Sulawesi | Brasnews.Net
Allah menitipkan hak yang begitu besar terhadap hidup bertetangga. Bahkan Abu Hurairah Radiallahu An’hu pernah ketakutan bahwa tetangga juga memiliki hak waris atas harta kita, Rasulullah sering kali mengulang hak tetangga. Rasulullah Saw seiring berpesan agar kita tidak menyakiti tetangga. Sabtu (11/05/2024).
Rasulullah pernah mengaitkan keimanan terhadap Allah dan dari akhir dengan sikap baik bertetangga. Dengan hadits ini, Rasullah ingin menegaskan bahwa hubungan bertetangga memiliki hak dan tanggung jawab yang bersifat sakral karena berkaitan dengan keimanan.
an’abat-haraerati-wasallahu-annahu-anna-kala’mankana-yaumin-billahi-wayaumal-a’hiri-falyukrim-dae’fahu-waman’kana-yau’man-billahi-waumin-a’hiri-fal’ya’kul-haera-u’waliskut,
Artinya;”Dari sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw bersabda,”Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam,”(HR Bukhari dan Muslim).
Pada riwayat lain Rasulullah menyebutkan bahwa orang yang tidak dapat menahan kejahatannya terhadap tetangga dapat berpotensi tercegah untuk masuk kedalam surga. Hal ini dapat dimaklumi mengingat besarnya hak tetangga.
an’abii-huraerata-anna-rasulullahi-sallallahu-alaihi-waslam-kala’la-yaddehulul-jannatu-manla’ya’amahu-jaru’u-bawa’ilahu,
Artinya;”Dari sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw bersabda;”Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak selamat dari kejahatannya,”
Adapun pada riwayat berikut ini, Rasulullah Saw menyebutkan bahwa penghianatan terhadap tetangga jauh lebih besar dosanya daripada penghianatan terhadap orang jauh. Bentuk penghianatan yang disebutkan oleh Rasullah Saw adalah pencurian dan perzinaan.
an’midda’bari-al’aswadi-ya’kuulu-kala’rasullahi-sallalahi-alaihi-wasallam-la’ad’habihi-ma’takuluna-firrana-warasuluhu-fahuwa-haramu-ila’yaumil-kiyamati-kala’fakala-rasuluahi-sallahu-alaihi-wasallam-lan’la’anyasniya-rajulu-pi’arati-niswati-anae’saru-alaihi-min’anyasniya-bim’ati’-jari’i-kala’fakala-ma’takuluna-fi’assarikahi-kaluu-harramallahu-warasuluhu-fahiya-haramu-kala’a’an-yasri’karrajulu-min’arati-adbeyati-anisaru-alaihi-min’an-yasrika-jari’i,
Artinya;”Dari sahabat Miqdad bin Aswa RA, Rasulullah pernah berdialog dengan sahabatnya,”Apa zina menurut kalian ?”Zina perbuatan yang dilarang Allah dan rasulnya, sebuah perbuatan haram sampai hari kiamat ;”Jawab para sahabat.”Zina seseorang dengan 10 perempuan lebih ringan beban dosanya daripada perzinaannya dengan istri tetangganya;”Jawab Rasul,”Lalu apa arti pencurian menurut kalian ?”Pencurian itu perbuatan yang dilarang Allah dan rasulnya, sebuah perbuatan haram;”Jawab Sahabat.
“Sungguh, pencurian seseorang pada 10 rumah masih lebih ringan beban dosanya daripada ia dirumah tetangganya,”Jawab Rasulullah Saw; (HR.Ahmad dan Al-Thabarani).
Demikian banyaknya sejumlah larangan Allah yang harus diperhatikan, terutama umat manusia. Maka karena itu, manusia kalau bertetangga perlu saling menghormati, jangan dipandang tetangga orang lain dan orang baru, dan setiap orang itu harus dihargai walaupun orang pendatang, dan kita sebagai manusia kalau mau dihargai, hargailah diri kita supaya orang lain menghargai kita. Wallahu a’lam.
(A.Tafsir Sijaya).